Category

1200cc (1) Activity (3) Automatic (1) Ayla (1) Biografi (2) Cerpen (3) City car (1) Daihatsu (1) deluxe (1) Event (4) kata bijak (1) LCGC (1) opini (5) prosa/puisi (21) Song (2) tahukah anda ? (2) tips (1)

25 Mar 2011

KISAH BERSAMA ANTO

Kisah ini terjadi ketika saya berumur lima tahun. Pada suatu hari seperti biasanya saya bermain dengan sohib, dia bernama Anto. Dia adalah tetangga sekaligus saudara, yang umurnya lebih tua satu tahun dari saya. Walaupun dia lebih tua, tak jarang kami sering bertengkar. Ada yang lempar batu atau hanya adu sikut, wajarlah namanya juga anaj kecil. Namun di balik semua itu kami tetap sahabat sejati. Kejadian lucu ini bermula ketika kami bermain di pinggir kolam. Di pinggir kolam tersebut banyak telur bekicot yang berwarna merah dan menarik perhatian. Karena kami tidak menyukai bekicot, maka oleh kami dijatuhkanlah telur tersebtt ke kolam menggunakan bambu kecil. Bak seorang pembersi kolam yang mahir, sedikit demi sedikit kolam itu bersih.
Keasyikan membersihkan kolam, tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke kolam. Tidak disangka kolam itu ternyata cukup dalam dan hampir membuat saya tenggelam. "Mama, mama, mam," itulah yang bisa saya ucap dalam keadaan seperti itu. Anto yang melihat kejadian ini, segera mencari Ibu saya. Ibu saya yang mendengar cerita dari Anto langsung terkejut dan berlari menuju kolam. Melihat ibu tiba di kolam, saya senang dan diangkatlah saya dari kolam tersebut. Sejak saat itu saya takut mendekati kolam lagi.
Cerita lainnya adalah ketika kami bermain sepeda roda tiga. Saat itu saya memiki sepeda baru berwarna biru muda. Tiap hari tidak dilewatkan untuk bermain sepeda. Ketika itu Anto ingin mengendarai sepeda, sedangkan saya yang mendorongnya dari belakang. Berbeda dengan Anto ketika mendorong saya, dia lancar karena memiliki tenaga yang cukup kuat. Sedangkan saya sebaliknya. Sampai pada suatu saat dimana keadaan tersebut menghadirkan ketegangan. Turunan. Ya, itulah turunan yang membuat saya tegang. Saya tak mampu menahan bobo Anto dan sepeda agar lajunya tetap konstan. Satu, dua, tiga dan ahhh, sepeda itu terlepas bersama Anto. Saya hanya bisa memegang kepala dan berkata "Anto awas," jedakk!!! Sepeda yang dikendarai Anto menabrak pohon pisang. Saya berfikir, apakah dia terluka? Untungnya tidak, Anto sendiri dan hal itu membuat saya lega. Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar